Hipermakes Mamuju Gelar Dialog, Munandar Wijaya Kecewa

FOKUS7.COM – MAMUJU, Himpunan Pelajar Mahasiswa Kesehatan (HIPERMAKES) Sulawesi Barat gelar dialog interaktif di Warkop Karema dengan narasumber Munandar Wijaya. S.Ip, M.Ap (Wakil Ketua DPRD Prov. Sulbar) bersama dr. Darmawia (perwakilan dari dinas kesehatan Prov. Sulbar), Minggu 26/06/2016.

Adapun Tema yang diangkat dalam dialog tersebut yakni “Peran Pemuda Dalam Mengawal dan Menyukseskan Kebijakan Pemerintah Disektor Kesehatan.”

Hadir dalam acara tersebut Herlin. S.Kep (Ketua HMI Cabang Manakarra) beserta ketua PMII Cabang Manakarra dan ketua HIPERMAKES Sulawesi Barat bersama beberapa tamu undangan lainnya.

Saat menyampaikan materi Munandar sedikit kecewa karena yang seharusnya mendukung penuh kegiatan ini adalah dari dinas kesehatan tapi itu tidak nampak dari ketidak hadiran kepala dinas atau setidaknya kepala bagian yang ada pada dinas kesehatan.

“Harapan saya, kepala dinas kesehatan mestinya ikut hadir disini karena kita harus berbicara objektif yang sesuai dengan data, jangan sampai kita berbicara panjang lebar mengenai kesehatan yang ada di sulbar tetapi hanya pada persoalan yang subjektif saja, jika ada data kan bisa diklarifikasi” Kata Munandar

“Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan memang harus ada keterlibatan dari semua unsur, seperti akses jalan, sumber daya manusia dan pihak-pihak yang terkait lainnya, karna percuma kesehatan mendukung jika akses jalan tidak memadai seperti di beberapa daerah yang ada di Kabupaten mamasa.” Lanjutnya

Jadi memang sangat perlu keseriusan pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan untuk mendorong sektor kesehatan, salah satunya pada angka kematian ibu dan anak yang menurut Munandar belum sampai pada keberhasilan.

Terakhir Munandar menambahkan bahwa “hendaknya teman-teman mahasiswa menjadi pioner mengajak masyarakat untuk menghindari penggunaan Narkoba dan obat-obat terlarang lainnya, saya rasa hal ini adalah salah satu peran pemuda dalam menyukseskan kebijakan pemerintah.” Tutupnya

Sedangkan Dr. Darmawiah perwakilan dari dinas kesehatan dalam penyampaian materinya mengatakan bahwa “Angka kematian ibu dan anak  tahun ini sangat tinggi padahal dalam mengerjakan tugas sudah sesuai prosedur bahkan boleh dikata sudah habis pelatihan diikuti tapi tetap saja angka kematian tersebut tinggi.”

Namun dr. Darmawiah juga mengakui bahwa ternyata salah satu faktor utama dari kasus diatas adalah faktor kekurangan gizi, jadi memang benar bahwa “berbicara kesehatan maka kita harus melibatkan semuan sektor yang terkait seperti dinas sosial dan kesedian pangan.” kata dr. Darmawiah

Terakhir, Dr. Darmawiah menyampaikan harapan jalinan kerja sama dengan adik-adik mahasiswa untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Juga memberi saran “jika adik-adik mahasiswa melakukan kegiatan seperti ini lagi sekiranya melibatkan pihak BPJS, karena dari bpjs inilah yang biasanya ada hambatan pelayanan terkait masalah administrasi.” Tutup dr. Darmawiah. (Nzr)